MASSACHUSETS, Studi terbaru menyatakan
bahwa miliaran bintang yang ada di Galaksi Bimasakti
mampu 'mengadopsi' planet yatim piatu yang merana di
angkasa.
Dengan cara itu, planet yatim piatu yang terbentuk di
sebuah tata surya dan
akhirnya terlempar keluar bisa menemukan 'orang tua' baru di sistem bintang lain.
"Bintang bertukar planet seperti tim baseball bertukar
pemain," kata Hagai Perets, peneliti dari harvard Simthsonian Center for Astrophysics.
Studi dilakukan Perets
bersama rekannya, Thijs Kouwenhoven dari Peking University, Cina. Hasil studi dipublikasikan di Astrophysical Journal, Jumat
(20/4/2012).
Untuk sampai pada hasil penelitian, Perets dan Kouwenhoven melakukan simulasi kluster bintang muda
yang memiliki planet yang melayang bebas atau yatim piatu.
Peneliti menemukan, jika jumlah planet sama dengan jumlah bintang, maka 3-6
persen bintang akan
mengadopsi planet yatim piatu. Makin masif bintang,
makin besar kemungkinan bintang mengadopsi.
Studi fokus pada kluster bintang muda karena adopsi planet lebih mungkin terjadi
jika bintang dan planet yatim piatu terkumpul di wilayah
yang relatif dekat.
Pada awal sejarahnya, bintang dalam kluster bintang terletak
berdekatan. Seiring waktu, kluster semakin menjauh. Jadi, adopsi planet harus terjadin
pada awal sejarah kluster bintang.
Planet yatim piatu terbentuk secara alami dalam proses
pembentukan bintang. Sistem
bintang memiliki beberapa planet. Satu planet bisa saja
terlempar keluar oleh sebab tertentu.
Planet yang terlempar bisa tertarik oleh gravitasi bintang
lain dan diadopsi.
Planet hasil adopsi biasanya berjarak ratusan atau ribuan
kali lebih jauh dari jarak Bumi- Matahari. Selain itu, ortbit
planet ini juga berbeda dengan planet asli, bahkan
bisa bergerak mundur dalam mengelilingi Matahari.
Sejauh ini, astronom belum menemukan bukti nyata
adanya adopsi planet. Namun, studi bisa dilakukan dengan
melihat planet di bintang bermassa rendah dan berjarak jauh dengan bintangnya.
Bukti terbaik adanya adopsi planet yang dimiliki saat ini
adalah temuan dari European Sothern Observatory, dimana
ada dua planet bermassa 7 dan 14 kali Jupiter yang
mengorbit satu sama lain tanpa bintang.
Jika bintang bisa mengadopsi
planet, apakah Matahari sebagai bintang di tata Surya
juga bisa melakukannya?
"Tak ada bukti bahwa
Matahari menangkap planet," kata Perets seperti dikutip
Physorg, Selasa (17/4/2012).
"Tapi tetap ada kemungkinan adanya dunia kecil yang
mungkin berada di tepian Tata Surya kita," tutur Perets.
[kompas]
bahwa miliaran bintang yang ada di Galaksi Bimasakti
mampu 'mengadopsi' planet yatim piatu yang merana di
angkasa.
Dengan cara itu, planet yatim piatu yang terbentuk di
sebuah tata surya dan
akhirnya terlempar keluar bisa menemukan 'orang tua' baru di sistem bintang lain.
"Bintang bertukar planet seperti tim baseball bertukar
pemain," kata Hagai Perets, peneliti dari harvard Simthsonian Center for Astrophysics.
Studi dilakukan Perets
bersama rekannya, Thijs Kouwenhoven dari Peking University, Cina. Hasil studi dipublikasikan di Astrophysical Journal, Jumat
(20/4/2012).
Untuk sampai pada hasil penelitian, Perets dan Kouwenhoven melakukan simulasi kluster bintang muda
yang memiliki planet yang melayang bebas atau yatim piatu.
Peneliti menemukan, jika jumlah planet sama dengan jumlah bintang, maka 3-6
persen bintang akan
mengadopsi planet yatim piatu. Makin masif bintang,
makin besar kemungkinan bintang mengadopsi.
Studi fokus pada kluster bintang muda karena adopsi planet lebih mungkin terjadi
jika bintang dan planet yatim piatu terkumpul di wilayah
yang relatif dekat.
Pada awal sejarahnya, bintang dalam kluster bintang terletak
berdekatan. Seiring waktu, kluster semakin menjauh. Jadi, adopsi planet harus terjadin
pada awal sejarah kluster bintang.
Planet yatim piatu terbentuk secara alami dalam proses
pembentukan bintang. Sistem
bintang memiliki beberapa planet. Satu planet bisa saja
terlempar keluar oleh sebab tertentu.
Planet yang terlempar bisa tertarik oleh gravitasi bintang
lain dan diadopsi.
Planet hasil adopsi biasanya berjarak ratusan atau ribuan
kali lebih jauh dari jarak Bumi- Matahari. Selain itu, ortbit
planet ini juga berbeda dengan planet asli, bahkan
bisa bergerak mundur dalam mengelilingi Matahari.
Sejauh ini, astronom belum menemukan bukti nyata
adanya adopsi planet. Namun, studi bisa dilakukan dengan
melihat planet di bintang bermassa rendah dan berjarak jauh dengan bintangnya.
Bukti terbaik adanya adopsi planet yang dimiliki saat ini
adalah temuan dari European Sothern Observatory, dimana
ada dua planet bermassa 7 dan 14 kali Jupiter yang
mengorbit satu sama lain tanpa bintang.
Jika bintang bisa mengadopsi
planet, apakah Matahari sebagai bintang di tata Surya
juga bisa melakukannya?
"Tak ada bukti bahwa
Matahari menangkap planet," kata Perets seperti dikutip
Physorg, Selasa (17/4/2012).
"Tapi tetap ada kemungkinan adanya dunia kecil yang
mungkin berada di tepian Tata Surya kita," tutur Perets.
[kompas]